KESELEO AKIBAT BERMAIN BASKET | BAHAYA GAK YA ?

Wednesday, December 18, 2013

Hai-hai semua, kembali lagi bersama saya, bersama Ardi Wasila Chandra dalam kurung Ardi WC yang otaknya juga sepertinya kayak WC juga, WC UMUM lebih tepatnya. akhirnya saya mengupdate kembali isi muatan blog saya yang saya sayangi melebihi menyayangi diri sendiri (ngomong apa sih). lanjut deh ke pokok pembahasan (emang ini lagi belajar), sudah 3 hari in ane class metting (paling senang nih gue sama acara yang beginian, sudah gak belajar terus, terserah kita deh mau apa aja, mau guling-guling kantin juga gak papa) bukan itu maksudnya bro, maksudnya datang agak siang dikit dari jam masuk yang biasanya, misalnya sekolah itu masuk pukul 06.30 (pagi amat ya, amat aja belum bangun jam gitu) nah ini bisa datang sekitar jam 08.00, pokoknya initnya gitu deh, susah amat jelasinnya :D. Nah kemarin gue ikut futsal (anak futsal..... dari pada anak haram mending anak futsall. terus waktu pertandingan penentuannya tim saya dapat juara 3, mengapa bisa juara 3 ? karena tidak juara 1 dan 2. Nah pada saat disekolahan tadi pagi, sekitar jam 03.00 subuh, kagak jam 11.00 WIB, teman ane yang bernama (sering dipanggil iyok) itu jatuh/terpeleset saat menyerang ketim gue, tapi bukan dengan gue kecelakaannya. lebih tepatnya didepan mata gue, iyok jatuh dan posisinya kagak sempurnya, alias nyungsep no persiapan. maksud hati ingin tidak celaka, malahan jadi bahaya, karena dia jatuh kearah kanan dengan siku tangan kanan menahan laju tubuh ketanah. "KRAAAAKK", tulang tangannya pun tergeser (kurang lebih seperti gamber berikut ekspresinya).

Tapi orangnya tidak gundul ya, tetapi lebih keren kepalanya dari gambar disamping. Terus ane khawatir gitu, kepada Iyok tadi, langsung dibawa ke dukun/sangkal putung/tradisional dan kabar terakhirnya saya belum tahu, karena belum dikasih tau. 

Terus ane cari dimbah google akan bahayanya kejadian itu, ini ada sedikit bisa membuat saya lega dengan penjelasan dari salah satu blog diIndonesia. 

Berikut cuplikan penjelasannya : 
Tanya: Ada teman/saudara saya yang dulu katanya patah tulang, kemudian berobat ke dukun/sangkal putung/tradisional dan ternyata sembuh.
Jawab: Saya sering mendapat pertanyaan ini, bahkan dari saudara saya sendiri. Saya tidak bisa berkomentar banyak kalau ada yang berkata seperti ini, pertama karena umumnya mereka selalu bilang “katanya”,  iya kalau fraktur, kalau tidak? kalau cuma ada trauma pada otot, dipasang bidai, istirahat beberapa hari juga sembuh. kedua, saya tidak melihat foto rontgennya apakah benar ada fraktur atau tidak. Tidak semua fraktur harus dioperasi, justru sebagian besar fraktur bisa ditangani dengan non operasi. Misal fraktur clavicula/tulang selangka, atau fraktur pada tulang tangan dengan tanpa pergeseran (lihat gambar).
Gambar diatas (tanda panah) menunjukkan adanya fraktur pada tulang kering anak-anak. Pengobatan utamanya adalah dengan memasang gips, tidak perlu operasi (kecuali ada luka terbuka yang harus dioperasi/dibersihkan untuk menghindari infeksi) dalam waktu 2-3 bulan gips sudah bisa dilepas.
Gambar diatas menunjukkan fraktur tulang selangka/clavicula. 90% lebih fraktur seperti ini akan menyambung, tidak perlu operasi. Cukup dipasang figure of 8 seperti gambar dibawah selama 4-6 minggu. Operasi dan pemasangan pen diindikasikan, diantaranya pada kasus: patah tulang terbuka, adanya gangguan saraf/pembuluh darah yang menyertai fraktur, atau patah tulang selangka kanan dan kiri.

Tanya: Tulang saya cuma “retak” tidak patah, apakah perlu dioperasi?
Jawab: Dalam ilmu kedokteran, kita tidak membedakan antara retak dan patah. Istilahnya hanya satu, yaitu fraktur yang didefinisikan sebagai hilangnya kontinuitas tulang. Masyarakat awam, cenderung menganggap “retak” sebagai kondisi yang lebih ringan dibandingkan patah, padahal tidak demikian. Penanganan fraktur memang bisa dengan tanpa operasi atau operasi, dan pertimbangannya banyak mulai dari usia, lokasi fraktur, jenis dan tipe fraktur dan sebagainya.
Tanya: Orang tua saya, kakek saya, saudara2, teman2 saya kalau keseleo selalu ke tukang urut/pijat tradisional, dan selalu sembuh. Kenapa kok dokter mengatakan bahwa keseleo sebaiknya tidak dipijat?
Jawab: Pijat/urut memang sudah menjadi tradisi/budaya pengobatan di Indonesia sejak jaman dulu. Dulu, ketika saya masih SMP, setiap keseleo saat bermain basket, orang tua saya juga selalu membawa saya ke tukang pijat. Saya masih ingat sakitnya ankle/pergelangan kaki saya saat diurut, padahal saat itu kondisinya sangat bengkak, memang beberapa hari kemudian bengkaknya hilang. Tapi, sekali lagi.. itu dulu. Tahukah anda, dulu sebelum Galileo Galilei menemukan teleskop, sebagian besar orang di dunia mengikuti keyakinan Nicolaus Copernicus yang mengatakan bahwa bumi adalah pusat tata surya? Dan bahwa bumi itu tidak bulat? Dengan kemajuan teknologi dan pengetahuan, pada akhirnya keyakinan yang salah dan dipegang sebagian besar penduduk dunia itu akhirnya dipatahkan.
Sama halnya dengan keseleo. Jaman dahulu, ilmu kedokteran  belum banyak berkembang, jumlah dokter masih terbatas, maka banyak kasus trauma/keseleo yang ditangani oleh orang non medis melalui tindakan yang kurang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Sekarang dengan perkembangan ilmu traumatologi yang sangat pesat, kita bisa memahami, apa sih sebenarnya yang terjadi ketika kaki keseleo (selengkapnya baca artikel saya mengobati keseleo dengan benar). Dan sebaiknya, begitu keseleo, dilakukan pemeriksaan foto rontgen, untuk menyingkirkan kemungkinan terjadi patah tulang.
Sekarang kenapa setelah dipijat bisa sembuh/mereda? Penanganan keseleo memang cukup dengan istirahat, bebat, dan elevasi serta pemberian anti nyeri seperlunya (RICE). Cukup anda “biarkan” selama 3-5 hari bengkak akan berkurang sendiri. Pada saat keseleo, sudah terjadi trauma pada otot, ligament, tendon, tindakan mengurut/memijat hanya akan memperberat kondisi trauma yang sudah terjadi. Meskipun demikian, pada akhirnya trauma tersebut juga akan mereda. Ini adalah proses alami tubuh, proses kesembuhan terjadi sudah ada polanya/tahapannya, yang diawali melalui proses inflamasi atau peradangan. Bila ada trauma tambahan akibat memijat, maka proses peradangan ini akan semakin memanjang.

Nah itu dia, penjelasan diatas dikutip dari : Sumbernya 
Terima kasih telah menyimak artikel yang gak peting ini, semoga gak bermanfaat untuk ada dan selamat siang.  

You Might Also Like

0 komentar

Mari beri kritik dan saran untuk kemajuan bersama