Misteri Dibalik Perkalian | Ardi Edukasi
Sunday, December 15, 2013
Tahukah Ayah dan Bunda bahwa 2 x 7 tidak sama dengan 7
x 2? Tunggu dulu, jangan cepat terpancing untuk berkomentar. Dalam ilmu
matematika, siapapun bahkan anak yang baru duduk di bangku Sekolah
Dasar (SD) sekali pun tahu bahwa 2 x 7 sama dengan 14. Begitu juga
dengan 7 x 2 akan memberikan nilai yang sama. Semua orang pasti setuju
akan hal ini karena dapat dibuktikan kebenarannya secara matematis.
Sebenarnya apa itu perkalian? Perkalian dapat diartikan sebagai sebuah
operasi matematika yang menskalakan satu bilangan dengan bilangan lain.
Operasi ini adalah salah satu dari empat operasi dasar di dalam
aritmatika, yaitu penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian.
Makna dan proses perkalian
Tahukah Ayah dan Bunda makna yang terkandung pada
operasi perkalian tersebut? Secara sederhana, perkalian pada dasarnya
merupakan operasi penjumlahan yang dilakukan secara berulang, itu
sebabnya dikatakan diawal bahwa perkalian merupakan operasi yang
menskalakan satu bilangan dengan bilangan lain. Artinya, perkalian
adalah penjumlah sebuah bilangan sebanyak bilangan yang ada di depannya.
Sehingga 2 x 7 sama artinya dengan menjumlahkan angka 7 sebanyak 2
kali, atau 7 + 7 = 14. Sedangkan 7 x 2 artinya menjumlahkan angka 2
sebanyak 7 kali atau ditulis 2 + 2 + 2 + 2 + … + 2 sebanyak 7 kali yang
juga memberikan hasil akhir 14. Jika dilihat dari segi hasil maka jelas
akan memberi jawaban yang sama yaitu 14.
Perbedaan 2 x 7 dan 7 x 2 dalam proses belajar
Lalu di mana letak perbedaannya? Secara matematis 2 x
7 dan 7 x 2 memberikan hasil yang sama, namun jika diimplementasikan
pada kehidupan sehari-hari sangat jauh berbeda dalam segi proses maupun
dari hasil akhir yang diperoleh. Mari kita maknai operasi 2 x 7 dan 7 x 2
kembali. Sebagai ilustrasi, jika Ayah dan Bunda menjadwalkan si buah
hati belajar 2 x 7 jam seminggu diluar waktu di sekolah maka artinya
orang tua menuntut anak belajar selama 7 jam sebanyak 2 kali dalam
seminggu.
Sedangkan jika instruksi diubah menjadi 7 x 2 jam
dalam seminggu maka dalam pelaksanaannya anak akan belajar selama 2 jam
sebanyak 7 kali dalam seminggu. Dilihat dari segi kuantitas jam yang
dilakukan untuk belajar memang sama yaitu 14 jam tetapi sangat berbeda
dari hasil dan kualitas yang diperoleh. Tidak jarang orang tua
menerapkan rumus 2 x 7 pada anak saat mempersiapkan diri dalam
menghadapi ujian sehingga hasil yang diperoleh tidak memuaskan. Rumus 2 x
7 inilah yang dikenal oleh banyak orang sebagai sistem kebut semalam.
7 x 2 lebih baik daripada 2 x 7 dalam proses belajar
Anak-anak yang sehat dan mempunyai prestasi gemilang
di berbagai hal yang ditekuninya tentu menjadi idaman setiap orang tua.
Apapun itu bidangnya, baik pada pendidikan formal maupun non-formal pada
kegiatan ekstrakurikuler seperti musik dan olahraga, orang tua pasti
menginginkan hasil yang terbaik dan membanggakan. Mungkinkah? Tentu
mungkin jika Ayah dan Bunda dapat mengarahkan si buah hati melalui
penanganan yang tepat, salah satunya dengan menerapkan rumus 7 x 2 lebih
baik daripada 2 x 7 pada proses belajar mereka. Dalam proses belajar 7 x
2 akan memberikan kualitas yang lebih baik daripada proses belajar 2 x
7. Apa yang membedakan hasil dan kualitas dari proses 2 x 7 dan 7 x 2
dalam proses pembelajaran sehari-hari?
Otak manusia mempunyai masa efektif yang terbatas
untuk belajar. Tidak banyak orang yang mampu belajar secara terus
menerus dalam waktu yang lama, namun jika mungkin dilakukan maka
hasilnya tidak akan maksimal. Salah satu penelitian menyebutkan bahwa
otak manusia hanya dapat berkonsentrasi dalam belajar hanya selama 10 –
15 menit saja. Setelahnya kita memerlukan sedikit istirahat dan
pengalihan perhatian untuk kemudian dapat berkonsentrasi kembali.
Mungkin ketika Ayah dan Bunda masih mengenakan seragam dan duduk di
bangku sekolah pernah mengalami kejadian ketika telah belajar berjam-jam
lamanya di malam sebelum ujian tetapi pada keesokan hari tidak dapat
mengingat apa yang dipelajari sebelumnya.
Pengulangan pada proses 7 x 2 dalam belajar mentransfer informasi pada memori jangka panjang
Jika kita pernah mengalami durasi ingatan terhadap
sesuatu hanya sesaat maka hal ini menandakan bahwa informasi yang
diserap hanya diproses oleh otak pada memori jangka pendek (short term
memory) saja. Informasi yang diproses otak pada memori jangka pendek
hanya mampu bertahan selama 3 sampai 5 jam saja atau bahkan dapat lebih
singkat. Hal ini yang terjadi ketika sebuah proses pembelajaran
dilakukan dengan rumus 2 x 7, informasi yang masuk cenderung hanya
diproses otak pada memori jangka pendek saja. Itu juga sebabnya banyak
siswa yang mengeluhkan kenapa setelah ujian selesai semua mendadak lupa
dan tidak dapat mengingat apa yang telah dipelajari.
Sedangkan rumus 7 x 2 yang membuat kita melakukan
sesuatu lebih sering membuat perlahan-lahan informasi yang tadi hanya
berada di memori jangka pendek diteruskan pada memori jangka panjang
(long term memory). Jika sebuah informasi telah sampai pada memori
jangka panjang maka informasi tersebut akan mengendap pada di otak dan
cenderung tidak akan hilang bahkan dalam jangka waktu yang lama sampai
otak memerintahkan untuk dihapus.
Sedangkan untuk kegiatan yang membutuhkan keterampilan tertentu, kita sering mendengar istilah practice makes perfect.
Istilah yang sangat populer ini juga sangat cocok dikaitkan dengan
rumus 7 X 2. Dalam kegiatan ekstrakuriluler seperti bermusik dan berolah
raga dibutuhkan latihan berulang. Kegiatan seperti bermain musik,
berolah raga, bersepeda, atau mengemudi merupakan sebuah keterampilan
yang dengan proses pengulangan akan membuatnya mengendap pada memori
jangka panjang dan dapat dipanggil kapan saja. Hal ini yang menyebabkan
sekali seseorang mampu memainkan alat musik tertentu seperti piano dan
gitar, berenang atau bermain sepeda maka tidak akan lupa bagaimana cara
melakukannya lagi.
Rumus 7 x 2 memberikan kesan lebih menyenangkan pada proses belajar
Rumus 7 x 2 pun akan terasa sangat efektif dalam
sebuah proses pembelajaran dibandingkan dengan 2 x 7 karena durasi
belajar tidak terlalu lama sehingga otak masih dapat berkonsentrasi. Hal
ini akan membuat suasana belajar lebih menyenangkan. Berbeda dengan
kondisi belajar yang dipaksakan dalam jangka waktu yang cukup lama. Otak
yang telah lelah namun tetap dipaksakan hanya akan menimbulkan stres
yang tinggi dan menghambat informasi yang masuk ke otak.
Namun sebaliknya, tingkat stes yang rendah akan
membawa otak berada dalam keadaan nyaman sehingga tubuh lebih rileks
menghadapi suatu proses pembelajaran. Semakin kondisi tubuh dalam
keadaan nyaman dan rileks maka semakin mudah informasi diserap otak.
Semakin tinggi tingkat stres saat proses belajar maka semakin otak
mengkategorikan informasi yang akan masuk sebagai sesuatu yang tidak
menarik sehingga langsung dilupakan.
0 komentar
Mari beri kritik dan saran untuk kemajuan bersama